-->

Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah



    A.      Dinasti Ayyubiah
Dinasti Ayyubiyah merupakan sebuah pemerintahan islam kelanjutan pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Mesir1. Pemerintahan ini dipimpin oleh keluarga bani Ayyub. Keluarga bani Ayyub merupakan keturunan Ayyub, yaitu seorang keturunan suku Kurdi dari Azerbaijan. Nama Ayyubiyah dinisbahkan kepada nama ayah Shalahuddin (Pendiri dinasti Ayyubiyah), Yaitu Najmudin bin Ayyub. Sebenarnya dinasti ini berbentuk  persatuan dari beberapa dinasti yang tunduk kepada satu dinasti yang dipimpin oleh kepala keluarga. Tiap-tiap dinasti diperintah oleh seorang anggota keluarga ayyubiyah dan bergelar sultan. Dinasti ini mempunyai kekuasaan di Mesir, Suriah, Dyar Bakr, dan Yaman.
Pembentukan dinasti Ayyubiyah juga mempunyai kaitan erat dengan  Imaduddin Zanki yang menggantikan panglima Tutusy. Dalam catatan sejarah, Imaddudin terkenal sebagai salah seorang panglima yang mengerahkan kekuatan islam untuk menghadapi pasukan tentara salib. Setelah ia meninggal digantikan oleh putranya yaitu Nuruddin Zanki2.
Selama masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah terbagi menjadi 10 (sepuluh) cabang pemerintahan dan terdapat 3 (tiga) orang sultan yang menonjol, yaitu Salahudin Al Ayubi, Al Adil I dan Al Kamil.



   1.       Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Dinasti Ayyubiyah merupakan pemerintah islam yang dipimpin oleh keturunan Ayyub,  yaitu suku Kurdi dari Azerbaijan. Mereka menguasai Mesir, Syira, Yaman (Kecuali Untuk pegunungan utara), Diyar Bakr, Mekkah, Hijaz dan utara Irak pada abad ke-12 dan 13. Pendiri dinasti ayyubiyah adalah Shalahuddin Yusuf al-ayyubi putra dari Najmuddin bin Ayyub. Shalahuddin Yusuf al-ayyubi dilahirkan di Tikrit Irak pada tahun 532 H/1138 M dan wafat pada tahun 589 H/1193 M di Damsyik. Beliau bergelar Sultan Shalahuddin.
Shalahuddin Yusif al-ayyubi adalah seorang panglima islam yang gagah berani dalam perang salib dan berhasil merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan kaum salib. Pada masa mudanya Shalahuddin Yusuf al-ayyubi kurang terkenal dikalangan masyarakat. Ia seneng berdiskusi tentang ilmu kalam, ilmu fikih, al-Quran dan Hadist.
Jatuhnya kota suci Baitul Maqdis ke tangan kaum salib telah membuat para pemimpin islam terkejut. Kemudian para pemimpin bersepakat untuk merebut kembali kota tersebut. Diantara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau tentara salib adalah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Nuruddin Zanki  dan dibantu oleh panglima Asaduddin Syirkuh.
Setelah hampir empat puluh tahun kaum salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin Yusuf al-ayyubi baru lahir yakni pada tahun 1138 M. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyhur dan beliau pulalah yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin. Selain itu, Shalahuddin juga memperoleh pendidikan dari Asaduddin Syirkuh seorang negarawan dan panglima perang Syiria yang telah berhasil mengalahkan tentara salib di Syira dan Mesir. Dalam setiap peperangan yang dipimpin panglima Assaduddin, Shalahuddin selalu ikut sebagai tentara walaupun usianya masih muda.
Pada tahun 549 H/1154 M, panglima Asduddin Syirkuh memimpin tentaranya merebut dan menguasai Damsyik. Shalahuddin yang ketika itu baru berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang. Pada tahun 558 H/1163 M, panglima Asaduddin membawa Shalahuddin Yusuf Al-Ayuyubi yang ketika itu berusia 25 tahun untuk menundukan Dinasti Fatimiyah di Mesir yang dipimpin oleh aliran Syiah Islamiyah yang semakin lemah, usahanya berhasil. Khalifah Dinasti Fatimiyah dinasti Fatimiyah terakhir yaitu khalifah al-abid Lidnillah dipaksa oleh Asasudin Syirkuh untuk mendatatangani perjanjian. Akn tetapi, wazir besar Shawar merasa cemburu melihat Syirkuh semakin populer dikalangan istana dan rakyat.
Dengan sembunyi-sembunyi dia pergi ke Baitul Maqdis dan meminta bantuan Tentara Salib untuk menghalau Syirkuh yang berkuasa di Mesir , Pasukan salib yang dipimpin oleh Almaric menyetujui permintaan tersebut. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan panglima Syirkuh dan Amalric yang berakhir dengan kekalahan Asaduddin. Setelah syarat-syarat damai Asaduddin dan Shalahuddin dipersilahkan kembali ke Damsyik.
Kerja sama wazir besar Shawar dengan orang kafir telah menimbulkan kemarahan nuruddin Zanki dengan para pemimpin islam lainny termasuk Bagdd. Lalu dipersiapkannya tentara yang besar yang tetap dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh dan Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi , melihat kondisi tersebut pasukan salib segera mempersiapkan diri. Akan tetapi kali ini panglima Syirkuh berhasil Mengalahkan tentara salib yang dipimpin oleh Amalric dan mengusirnya dari Mesir.
Panglima syirkuh dan Shalahuddin terus menuju ke ibu kota Kaherah dan mendapat tantangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi, pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar saja, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap dan Shawar, dibawa ke istana dan kemuadian dihukum mati.
Khalifah al-adid melantik panglima Asaduddin Syirkuh mengganti wasir besar menggantikan Shawar. Wazir baru itu segera melakukan perbaikan dan pembersihan pada setiap istitusi kerajaan secara bertahap. Sementara anak saudaranya, Shalahuddin al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya mengadakan pembersihan di kota-kota sepanjang sungai Nil hingga Assuan di sebelah utara dan bandar-bandar lain termasuk bandar perdagangan Iskandariyah.
Wazir Syirkuh tidak lama memegang jabatannya, karena beliau wafat pada tahun 565 H/1169 M. Khalifah al-adid melantik panglima Shalahuddin al-ayyubi menjadi wazir menggantikan Syirkuh dengan mendapat persetujuan pembesar-pembesar Kurdi dari Turki. Walaupun kekuasannya di bawah Dinasti Fatimiyah, Shalahuddin tetap menganggap Nuruddin Zanki sebagai pemimpinnya.

Nuruddin Zanki berulang kali mendesak Shalahuddin agar menangkap Khalifaah al-abid dang mengakhiri Dinasti Fatimiyah untuk seterusnya diserahkan kepada Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Akan tetapi Shalahuddin tidak bertindak terburu-buru, beliau memperhatikan keadaan sekelilingnya sehingga musuh-musuh dalam keadaan betul-betul lemah.

1 Response to "Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah"

Iklan Tengah Artikel 2